Siapa nih yang gak kenal wajah di atas? Wah, pasti kurang
mengikuti berita ya? Bagi yang belum tahu, dia adalah diplomat muda kebanggaan
Indonesia yang menjadi wakil Indonesia pada Sidang Majelis Umum PBB
(Perserikatan Bangsa-Bangsa) ke-71. Ada apa ya dalam sidang tersebut? Dan
kenapa sih, nama Kak Nara ini selalu disebut-sebut sekarang ini? Ayo kita cari
tahu dalam artikel ini!
Nama Lengkap : Nara Masista
Rakhmatia
Tanggal Lahir : Desember 1982
Pendidikan
· SMA 70
Jakarta
· Fisip UI
Jurusan Hubungan Internasional
· Universitas
St Andrews Inggris Studi Peace and Conflict Studies
Pekerjaan : Juru
bicara Indonesia di PBB
Bahasa : Inggris dan Mandarin
Nara Masista Rakhmatia adalah lulusan Sekolah
Departemen Luar Negeri angkatan 33 tahun 2008 yang menjadi juru bicara
Indonesia di Forum PBB. Saat ini menjabat Sektetaris II (second secretary) di
Permanent Mission di Kementerian Luar Negeri Indonesia untuk PBB. Sebelumnya
dia menjabat sebagai Sekretaris III (third secretary), masih di tempat yang
sama.
Nama Nara Masista Rakhmatia tiba-tiba muncul
di berita dan media sosial di Indonesia. Dia dianggap berani melawan serangan
delegasi-delegasi dari 6 negara Pasifik tentang pelanggaran HAM di Papua saat
Sidang Umum PBB.
Setelah Lulus dari SMA 70 Jakarta, ia kuliah
di FISIP UI jurusan Hubungan Internasional dan lulus tahun 2002. Sebelum
melamar PNS di Kemlu dia sempat menjadi peneliti di CERIC (Center for Research
on Inter-group Relations and Conflict Resolution) dan juga Center for East Asia
Cooperation Studies. Dua lembaga itu berada di bawah naungan FISIP UI.
Sebelum bekerja di Kementerian Luar Negeri,
yang dimulai sejak 2014, Nara sempat mengabdi di almamaternya, Jurusan Hubungan
Internasional Universitas Indonesia, sebagai asisten peneliti (2006-2007) dan asisten
dosen (2005-2006).
Lulusan Hubungan Internasional Universitas
Indonesia tahun 2006 ini aktif di Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Indonesia sebagai Head of Legislative Issues (2005-2006).
Sebelumnya Nara mengambil studi Diploma III
di bidang Media dan Komunikasi Masa, masih di Universitas Indonesia. Nara
melanjutkan pendidikan di University of St. Andrews dimana dia meraih gelar
Master of Letters (M. Litt) dalam studi perdamaian dan konflik pada 2010 serta
Studi Komunikasi dan Media di Georgetown University pada 2012.
Selain itu, Nara juga menulis sejumlah jurnal
kebijakan luar negeri seperti Intrastate Conflict Management: The Twin Track
Approach, the United Nations and ASEAN in Myanmar, 2010.
Ketika diterima menjadi PNS di Kementerian
Luar Negeri, Nara Masista ditempatkan di Direktorat Kerjasama Antar Kawasan
pada Direktorat Jenderal Urusan Asia Pasifik dan Afrika. Di Kemlu, spesialisasi
Nara nampaknya adalah Organisasi Kerjasama Ekonomi Asia Pasific APEC dan sempat
menjabat Head of Section for The Budget and Management Committee (BMC) APEC
sebelum dikirim ke New York.
Melihat prestasinya ini, tidak salah jika
Kemlu menunjuk Nara yang juga ambil magister di Universitas St Andrews Inggris
ini menjadi juru bicara Indonesia di Forum PBB. Dan kini namanya dikutip oleh
berbagai media di dunia. Exposure ini tentunya adalah berkat kepercayaan para
diplomat senior yang memberikan kesempatan pada yang muda-muda tampil di muka.
Lawan Serangan Delegasi 6
Negara Pasifik
Nama Nara Masista Rakhmatia dalam beberapa
hari terakhir banyak diperbincangkan orang-orang lantaran karena keberaniannya
memarahi pemimpin 6 negara yang mengecam Indonesia.
Nara Masista dengan tegas membalas pidato
yang dilontarkan oleh Presiden Nauru, Presiden Kepulauan Marshall dan empat
perdana menteri negara-negara Pasifik dalam sidang umum PBB yang menyangkut
pelanggaran HAM yang terjadi di Papua dan Papua Barat.
Pada Sidang Umum PBB itu, 6 pemimpin negara
tersebut menyerukan kemerdekaan Papua. Nara membalasnya pernyataan para
pemimpin negara tersebut karena dianggap bermotif politik dan tidak mengerti
persoalan Papua dan mencampuri urusan dalam negeri Indonesia.
Dalam paparannya, Nara menyampaikan bahwa
Indonesia jauh lebih baik soal penegakan HAM dibanding enam negara yang coba
mengusik Indonesia lewat Papua.
Diplomat muda berparas cantik ini juga
menutup pidatonya dengan sebuah pepatah, bahwa "Ketika seseorang
menunjukkan jari terlunjuknya pada orang lain, jari jempolnya otomatis menunjuk
pada wajahnya sendiri."
Wah,
keren ya ! Kita sebagai generasi muda juga wajib menanamkan rasa cinta tanah
air dan keberanian seperti Kak Nara yang mampu mempertahankan Papua sebagai
milik negara kita. Salut buat Kak Nara !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar